Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Mei 2013

Takdir Kaya dan Takdir Miskin

Terkesan ku hari ini dengan banyaknya brosur. Teman ku singgah ke rumah ku dengan meminta bantuan untuk menyebarkannya. Tahunya dia, aku memiliki teman banyak. Aku sendiri tidak tahu siapa saja teman ku.  Rupanya keinginannya serius untuk membuat seminar Toko Online. Pikiran ku berputar, dan menenang diri dengan melihat brosur sebanyak ini,"bagaimana aku harus menyebarkan? Tanda tanya pikiran tiba. Sambil mendengarkannya, mendengar gagasannya, aku pun mengerti apa yang aku harus lakukan. Ada-ada saja pagi ini pekerjaan bagi seorang filsuf penyebar brosur. Karena seorang teman membutuhkan ku maka dengan senang hati juga membantunya. Kesenangan dan kesenangan membantu, aku sedang menjalani takdir ku untuk membantu. Waktunya untuk membantu. Membicarakan takdir memang tidak terlepas dari pemikiran manusia.

Takdir dalam kondisi, takdir dalam pemikiran sangat bermacam. Saya lebih suka takdir dalam kondisi. Sebab takdir dalam pemikiran belum bisa dipahami secara benar oleh semua orang. Lebih baik dalam hal ini menjelaskan takdir kondisi terlebih dahulu. Banyak yang bisa diketahui bahwa apa yang dilakukan akan kembali kepada diri sendiri. Sebagai contoh, bila Anda tersenyum terus seharian, orang-orang akan tersenyum juga. Entah apa yang mereka pikirkan, betul? Lalu, bila Anda sering boros, Anda akan mengalami kesulitan, betul? Maka jalan terbaik adalah berhemat sebagai solusi dari mengubah takdir kesulitan dengan cepat. Bagaimana dengan orang sudah mati? Pertanyaan yang bagus. Saya pun akan bertanya lagi bagaimana dengan anak yang sudah dilahirkan? Dengan maksud, apakah orang mati bisa dihidupkan? Dan bayi lahir apakah perlu dimatikan? Jawaban bagi keduanya adalah,"tidak perlu."

Pertanyaan takdir kondisi pernah datang kepada saya,"apakah saya bisa kaya?" Pertanyaan tersebut bukan pertanyaan yang main-main. Sebab menyangkut kehidupannya. Jawaban saya akan menjawab,"ya! Anda pasti kaya." Bila ada pertanyaan lagi ke saya dengan pertanyaan,"apakah saya bisa miskin." Jawaban saya,"ya! Anda bisa miskin." Pikiran yang benar akan membuat Anda benar. Pikiran yang kaya membuat Anda kaya. 

Kaya bukan sesuatu yang susah, untuk menjadi miskin bukan juga sesuatu yang susah. Kaya dan miskin adalah mudah. Menjadi persoalan adalah bisakah Anda terbiasa dengan berpikir kaya? Bagaimana berpikir kaya? Dan tahukah Anda cara berpikir orang miskin? Bila Anda tidak tahu bertanyalah pada orang kaya dan orang miskin. Pelajari mengapa mereka dapat kaya dan mengapa mereka dapat miskin. Jika Anda bertanya kepada saya tentunya dengan senang hati membantu Anda.

Takdir kaya adalah memiliki kesempatan untuk menjadi kaya. Sedang takdir miskin adalah kondisi untuk kesempatan kemiskinan. Faktor keduanya berasal dari prilaku yang salah, karena keduanya memiliki kesempatan. Anda harus mengawali oleh takdir pikiran Anda. Ubahlah dari pikiran Anda agar kaya. Saya menyukai orang kaya, sebab pikirannya yang luas. Saya tidak menyukai orang miskin, sebab pemikirannya sempit. Banyak diantara teman konsisten pada kemiskinannya. Saya hargai prinsip kemiskinannya dengan tidak menemuinya lagi. Saya tahu kemiskinannya itu dapat menular kepada saya. Jadi saya bergaul dengan sesama orang kaya, agar mereka mempengaruhi saya menjadi kaya. Selamat Anda menjadi kaya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar